Rabu, 05 November 2008
Boaz Sudah Bergabung, Hari ini Ikut Latihan
JAKARTA – Persiapan timnas Indonesia ke Grand Royal Challenge Myanmar 2008 benar-benar tidak maksimal. Hingga kemarin (4/11), pemain yang latihan belum komplet. Hanya ada 13 pemain di hari kedua latihan timnas.
Namun, tidak semuanya dalam kondisi prima. Misalnya, Bambang Pamungkas yang cedera engkel dan Ismed Sofyan yang terserang demam. ”Kondisi ini jelas sangat menganggu. Apalagi, waktu kami mempersiapkan ke Myanmar sangat singkat. Kalau nanti kami kalah, pasti Bendol (sapaan Benny Dolo, pelatih timnas, Red) lagi yang disalahkan,” ujar Bendol.
Timnas memang harus berangkat ke Myanmar pada 9 November mendatang. Pasukan Garuda akan bertarung di Grand Royal Challenge yang diadakan pada 11–21 November mendatang. Nah, karena jadwalnya mepet, praktis timnas hanya punya waktu enam hari untuk mempersiapkan diri.
”Saya tadinya berharap agar semua siap pada 3 November. Tapi, ini jelas menyulitkan. Kenapa saat kami sudah persiapan, masih ada saja pertandingan?” keluh Bendol. Beberapa pemain belum bergabung karena masih harus bertanding di timnya. Mereka adalah pemain Sriwijaya FC Palembang dan Arema Malang yang hari ini bertanding di laga pembukaan Copa Indonesia IV.
Di kubu Sriwijaya FC, ada Charis Yulianto, Isnan Ali, Ferry Rotinsulu, dan Wijay. Di Arema, ada Arif Suyono dan Fandy Mochtar. Selain mereka, nama gelandang Pelita Jaya Jawa Barat Firman Utina belum tampak. ”Firman masih cedera dan kini sedang terapi. Semoga dia bisa segera bergabung. Kalau tidak, tentu kondisi semakin sulit,” sebut Bendol.
Perkembangan menarik datang dari Boaz Solossa. Striker Persipura Jayapura itu ternyata sudah bergabung dengan timnas kendati kemarin dia belum terlihat di lapangan. ”Saat ini, dia (Boaz, Red) berada di hotel karena baru tiba. Besok (hari ini, Red), dia sudah ikut berlatih,” terang Chandra Solehan, asisten manajer timnas.
Dalam latihan kemarin, ada perubahan dalam komposisi pelatih timnas. Kemarin, asisten pelatih kiper Sudarno tidak tampak. Yang ada justru Arjuna Rinaldi, pelatih Pelita Jaya.
”Saya hanya membantu di sini,” terang Arjuna. ”Sudarno sedang sakit. Karena itu, kami sementara menggunakan tenaga Arjuna,” sambung Bendol. (fim/diq)
DAFTAR PEMAIN YANG TELAH BERLATIH
Markus Horison, Dian Agus Prasetyo, Usep Munandar, M. Roby, Erol Iba, Ismed Sofyan, Ponaryo Astaman, Elie Aiboy, M. Ilham, Aliyudin, Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, Musafri
JAKARTA - Sebelum tertangkap dan terbukti mengonsumsi psikotropika, Sheila Marcia mengakui dirinya mengonsumsi barang haram jenis sabu-sabu karena sedang ribut dengan kekasih yang hampir menikahinya, Roger Danuarta. Saat itu, aku Sheila, mentalnya sedang ambruk.
Sheila terpaksa mengungkapkan hal itu karena terdesak oleh keterangan empat saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Utara kemarin (27/10). Saksi ketiga, Toni, mengungkapkan bahwa satu paket sabu yang terdapat di kamar 706 Hotel Golden Sky, tempatnya tertangkap polisi pada 7 Agustus 2008, itu didapat dari pembelian secara barter dengan dua ponsel dan uang Rp 150 ribu.
Toni yang berada di pihak "penjual" mengatakan, transaksi tersebut dilakukan dua kali. Keduanya terjadi pada 6 Agustus 2008. Transaksi pertama sekitar pukul 13.00 dibayar dengan uang Rp 150 ribu dan ponsel merek LG.
Sekitar pukul 19.00, terjadi transaksi lagi. Satu ponsel merek Hi Tech untuk satu paket sabu. "HP itu milik Saudari Sheila. Saya sendiri yang telepon pakai telepon hotel ke kamar Sheila. Yakin banget (bahwa itu suara Sheila)," ujar Toni yang berada di kamar 806 dan saat ini juga menjadi terdakwa, meski beda berkas perkara dengan Sheila.
Ketika dikonfirmasi majelis hakim, Sheila tidak membantah soal hak milik ponsel itu. Namun, dia merasa sedang tidak sadar. "Saya heran, kenapa dia (Toni, Red) tidak bicara langsung kepada Ayung (terdakwa lainnya, Red)? Waktu itu, saya lagi dalam pengaruh berantem sama pacar, pengaruh down mental, dan psikotropika. Saya habis memakai, masih linglung," aku pemain film Ekskul itu.
Soal bagaimana Sheila mengonsumsi barang terlarang itu diungkapkan saksi keempat, Virdiah alias Vivi, pemilik bong (alat pengisap sabu). Dia juga tertangkap bersamaan dengan Sheila dan dua teman lainnya, Aprilyana dan Solobintono alias Ayung.
Vivi yang bekerja di kantor public relations berkisah, pada 4 Agustus sekitar pukul 21.00, Sheila datang bersama Aprilyana, asistennya, ke kantornya di kawasan Thamrin, Sudirman. "Kebetulan, di sana ada lounge, kami di sana sampai malam," ujar perempuan yang mengaku sudah setahun mengenal Sheila itu.
Jelang tengah malam, menumpang mobil Sheila, berangkatlah mereka untuk party di sebuah kelab malam di kawasan Hayam Wuruk. Menurut dia, sedang ada party musik progresif. Ketiganya betah di tempat itu sampai pagi.
"Kami ada di sana enam jam. Kami bertiga konsumsi ekstasi," curhatnya. "Saya keberatan. Saya tidak pernah pakai ekstasi. Hanya minum," bantah Sheila.
Pagi-pagi mereka meluncur ke rumah Ayung di Kemayoran. Menurut Vivi, dirinya diminta Sheila untuk menagih utang kepada pria berkulit putih itu. "Tapi, karena uangnya nggak ada, kita ditawari sabu," ucapnya. "Saya tidak menawarkan karena mereka meminta. Saya konfirm ke teman, ternyata ada, ya sudah," kelit Ayung.
Sekitar pukul 10.00, mereka berempat kompak mengonsumsi sabu di rumah Ayung. Atas ajakan Ayung, kata Vivi, "pesta" berpindah dan berlanjut di Hotel Golden Sky kamar 706. "Check in-nya atas nama Ayung, tapi pakai uang Sheila," ungkapnya.
Di hotel itu, Vivi tidak lagi ikut mengisap sabu. Namun, Ayung, Sheila, dan April tetap melakukannya. "Saya melihat Ayung dulu yang pertama (mengisap), terus Sheila dan April," ujarnya.
Maria Cecilia Joseph, ibu kandung Sheila, sangat terpukul mendengar keterangan para saksi tentang tingkah anaknya tersebut. "Sheila itu orang yang tidak berpikir panjang tentang sebab dan akibatnya. Mungkin karena masih muda, belum pikirkan masa depan," ujarnya kecewa. (gen/tia)
Jangan ganggu harmonisasi Tim
Saran Jack Komboy Jika Datangkan pemain Baru
JAYAPURA- Kapten kedua Persipura Jack Komboy mengatakan tak masalah bila pelatih maupun manajemen mendatangkan pemain baru, mungkin saja mereka menilai ada yang perlu diperkuat untuk putaran kedua nanti.
Hanya saja pemilik nama lengkap Kamasan Yakob Komboy ini menegaskan pemain yang akan didatangkan itu tidak merusak harmonisasi tim yang sudah berjalan dengan solid, ini karena Persipura sedang berada di puncak sehingga kesolidan tim harus dipertahankan.
“Saya sih welcome aja, jika mereka melihat demikian perlu ada yang diperkuat maka itu wajar, tapi yang lebih penting masuknya pemain jangan sampai merusak kesolidan pemain karena tim ini sudah solid,” terangnya. Ditambahkan juga jika pelatih mendatangkan pemain baru maka kualitas pemain itu harus bagus, artinya dia benar-benar pemain yang dibutuhkan tim.
Sekadar diketahui setelah mengarsiteki Persipura selama 9 pertandingan dengan 8 kemenangan beruntun Jacksen menyatakan Persipura harus memiliki pemain pelapis yang tangguh terutama di sektor belakang khususnya stopper dan gelandang bertahan.
Jack menyadari dalam putaran II timnya harus benar-benar siap pasalnya banyak perubahan terjadi di tiap klub sehingga jika tidak mempersiapkan diri dengan baik akan gawat. Klub-klub yang ada di zona degradasi tentu bertekad untuk tampil baik di putaran kedua ini menandakan Persipura harus lebih siap agar stabilitas tim tetap terjaga.
Mengomentari rekannya Boaz Solossa Timnas Jack Komboy menyatakan sangat mendukung karena disana Boaz akan bergabung dengan pemain-pemain terbaik di Indonesia Super League (ISL) jadi secara tidak langsung akan menambah kepercayaan diri Boaz. “Latihan di Timnas sangat bagus untuk perkembangan dia, mengasah ketajaman dia lagi, karena pemain yang dipanggil satu level yang bagus,” tambahnya. (wen)
JAYAPURA- Kapten kedua Persipura Jack Komboy mengatakan tak masalah bila pelatih maupun manajemen mendatangkan pemain baru, mungkin saja mereka menilai ada yang perlu diperkuat untuk putaran kedua nanti.
Hanya saja pemilik nama lengkap Kamasan Yakob Komboy ini menegaskan pemain yang akan didatangkan itu tidak merusak harmonisasi tim yang sudah berjalan dengan solid, ini karena Persipura sedang berada di puncak sehingga kesolidan tim harus dipertahankan.
“Saya sih welcome aja, jika mereka melihat demikian perlu ada yang diperkuat maka itu wajar, tapi yang lebih penting masuknya pemain jangan sampai merusak kesolidan pemain karena tim ini sudah solid,” terangnya. Ditambahkan juga jika pelatih mendatangkan pemain baru maka kualitas pemain itu harus bagus, artinya dia benar-benar pemain yang dibutuhkan tim.
Sekadar diketahui setelah mengarsiteki Persipura selama 9 pertandingan dengan 8 kemenangan beruntun Jacksen menyatakan Persipura harus memiliki pemain pelapis yang tangguh terutama di sektor belakang khususnya stopper dan gelandang bertahan.
Jack menyadari dalam putaran II timnya harus benar-benar siap pasalnya banyak perubahan terjadi di tiap klub sehingga jika tidak mempersiapkan diri dengan baik akan gawat. Klub-klub yang ada di zona degradasi tentu bertekad untuk tampil baik di putaran kedua ini menandakan Persipura harus lebih siap agar stabilitas tim tetap terjaga.
Mengomentari rekannya Boaz Solossa Timnas Jack Komboy menyatakan sangat mendukung karena disana Boaz akan bergabung dengan pemain-pemain terbaik di Indonesia Super League (ISL) jadi secara tidak langsung akan menambah kepercayaan diri Boaz. “Latihan di Timnas sangat bagus untuk perkembangan dia, mengasah ketajaman dia lagi, karena pemain yang dipanggil satu level yang bagus,” tambahnya. (wen)
MAMBUAT WEBSITE DGN mudah..
anda tidak perlu progaming dan html,tapi webside anda dalam waktu kurang dari 5 menit sudah siap dipakai.
Langganan:
Postingan (Atom)